
Saat mundurnya bung Hatta desember 1956 , karena tak setuju
dengan cara bung Karno memimpin negara , serta perdebatan mereka
sebelumnya saat Indonesia belum merdeka. Sebelumya dalam buku sejarah
ada dinyatakan bahwa belia berdua pernah berbeda pendapat mengenai
bagaimana bangsa ini hendak dibangun, bagaimana kemerdekaan hendak
diraih, beberapa tahun sebelum indonesia merdeka. Bung Karno bilang kita
perlu bangsa yang berani, revolusioner, penuh semangat utk meraih
kemerdekaan, sedangkan bung Hatta berpendapat bahwa kita perlu
mencerdaskan, memberi pencerahan pada bangsa Indonesia utk menyongsong
kemerdekaan nya, intinya bung Hatta menyatakan pentingnya pendidikan.
Namun saat itu, bung Karno tetap bersikukuh dengan pendapatnya, dan
dengan gentleman nya , bung Hatta pun mengalah .... Bukti sejarah
kemudian menyatakan , bahwa apa yg dinyatakan bung Hatta benar adanya ,
memang benar pada masa kemerdekaan th 45, bangsa yg bersemangat tinggi,
revolusioner bisa meraih kemerdekaan, tapi untuk selanjutnya mereka
melupakan pendidikan / pencerdasan. Dari sejarah kita belajar, ada 2 ide
besar bung Hatta yg tak terwujud, karena ia mengalah pada bung Karno ,
dan sampai saat ini kemajuan bangsa ini masih terbelenggu karena 2 hal
tsb (pendidikan yg kurang dan demokrasi yg kurang baik ) Berkarya Nyata
Bung Hatta merupakan tokoh yang selalu berkarya nyata. Salah satu karya
monumental beliau adalah bentuk koperasi. Pemikiran ini dituangkan pada
pembentukkan koperasi pengusaha batik, yang akhirnya sukses sampai saat ini. Koperasi
tersebut berhasil mendorong kemajuan bagi pengusaha batik dan memberi
mereka kesempatan untuk memperluas usaha dengan ekspor. Karya-karya
lainnya adalah berbentuk tulisan. Dalam pembuangan pun, Hatta secara
teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar. Honorariumnya cukup
untuk biaya hidup di Tanah Merah (Digoel-Papua) dan dia dapat pula
membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya
yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar